Semakin tinggi pohon semakin kencang angin bertiup. Begitulah pepatah yang ketika ini berlaku pada Testony. Aplikasi yang dibuat oleh perusahaan pengembang aplikasi asal Jerman ini pada mulanya dianggap biasa saja. Tapi setelah Testony viral dan menghiasi beranda Facebook setiap harinya, banyak pihak mulai menengok tebak-tebakan
random ini.
Seorang pendeta Nigeria menyebut Testony sebagai
aplikasi setan, setelah salah satu sesi pertanyaannya menyinggung pedoman Nasrani yang mapan. Mungkin tinggal menunggu waktu pula lembaga keagamaan di Indonesia bersikap yang sama. Pasalnya di beberapa status media umum dan forum kajian pun sudah dibahas duduk perkara aplikasi yang diindikasikan menyerupai ramalan ini.
Diluar konteks informasi keagamaan, memang ada yang memanfaatkan aplikasi ini untuk membuatkan konten negatif. Seperti yang terjadi
dengan Testony yang menggunakan Bahasa Lombok, NTB. Pertanyaan Testony dengan Bahasa lokal Bali pun tak ketinggalan
mengunggah hal yang sama.
Ya, viralnya Testony di Indonesia pun karena mendukung Bahasa Indonesia, sehingga penggunaannya terbilang mudah. Ditambah pula, banyak pengguna Testony yang iseng-iseng membuat pertanyaannya sendiri. Loh, memangnya Testony mampu dimodifikasi?
Oh iya, sebelumnya memang ada Nametest yang mendahului viral sebelum Testony. Keduanya berasal dari Socialsweethearts, sebuah perusahaan pengembang aplikasi yang berbasis di Köln, Jerman. Nametest katanya berbasiskan AI, oleh risikonya tidak ada tombol untuk membuat tes sendiri. Itu perbedaannya dengan Testony.
Membuat Pertanyaan Sendiri di Testony Di setiap tes yang disodorkan Testony, selalu dibuat kalimat kecil 'Buat tes Anda sendiri' dengan simbol '+' yang menyertainya. Kalau mengunjungi beranda situsnya, tentu 'Buat tes Anda sendiri' ini disodorkan ke dalam tombol biru ala Facebook yang cukup besar.
Saya sudah pernah mencoba membuat satu tes, ialah 'Kelakuan Kamu Kalau Di Facebook'. Isinya memang
random, atau lebih tepatnya
ngawur dan ya buat lucu-lucuan saja. Sebab memang mudah membuat tes di Testony ini. Setelah tombol 'Buat tes Anda sendiri' itu diklik, kita diarahkan ke
pop up login Facebook untuk memasang profil kita sebagai pembuat tes.
Untuk membuat tes tadi, sama sekali tidak diperlukan keterampilan
coding. Bahkan sebagai pengguna Facebook awam pun bakal familiar dengan perintah dalam Testony, karena tampilan antar muka aplikasi ini menyerupai dengan Facebook.
Setelah
login, nanti ada 'Pilihlah tes menyerupai apa yang ingin kau buat'. Ada dua jenis tes. Tes yang pertama merupakan tes dengan hasil berupa teks dan gambar. Di sini, kita akan diminta untuk mengunggah gambar dan beberapa kalimat hasil tes. Berapa banyak? Rata-rata enam poin saja. Maka siapkan enam gambar dan enam kata-kata untuk membuat hasil tes.
Tes yang kedua merupakan tes dengan hasil berupa gambar. Disini pembuat tes hanya perlu menyiapkan gambar dengan judulnya saja. Rata-rata enam buah juga. Tapi mampu lebih sesuai kebutuhan. Kalau dirasa sudah selesai, tekan 'Atur kuis online'. Maka tes yang tadi sudah dibuat, akan terpublikasi dan mampu digunakan oleh orang lain.
Penutup Viralnya Testony disebabkan oleh tes atau kuis yang membumi. Orang-orang mampu memakai bahasa tempat untuk membuat tesnya sendiri. Kemudian tes itu muncul di beranda Facebook, dan banyak pula yang mencobanya. Salah satu bukti viralnya,
fanpage Facebook Testony Bahasa Indonesia menerima 1,2 juta like, cukup jauh melampaui
fanpage Testony sendiri yang berada di angka 900 ribuan.
Kalau banyak konten negatif di Testony, siapa yang salah? Agaknya Testony memang mampu disalahkan karena tidak melaksanakan filter terhadap setiap tes yang dibuat. Tapi, setiap tes yang dibuat akan menunjukkan kredit kepada akun Facebook pembuatnya. Dan ini masuk ke dalam sanggahan bahwa setiap tes yang dibuat menjadi tanggung jawab pembuatnya. Testony semacam melepas tangannya ketika ada konten negatif dalam platformnya. Mereka hanya menyediakan tombol 'Laporkan sebagai tes yang tidak pantas'.
Oleh karenanya, daripada kita yang ditangkap oleh pegawapemerintah karena melanggar UU ITE, maka bijaklah ketika menggunakan Testony. Buatlah tes yang betul-betul tidak mengandung konten negatif. Dan pakailah Testony hanya ketika perlu saja, dikarenakan telah banyak yang mengeluh karena beranda Facebook-nya diserbu oleh konten-konten dari Testony.
Belum ada tanggapan untuk "Waspada dan Bijaklah Menggunakan Aplikasi Testony"
Posting Komentar